Search This Blog

Misteri Kematian Sang Juara Olimpiade Matematika Asal Indonesia David Hartanto

                Seorang mahasiswa asal Indonesia di Nanyang Technology University ( NTU ) Singapura bernama David Hartanto diberitakan meninggal dunia dengan cara melompat dari bangunan kampusnya tanggal 2 maret 2009. Menurut keteragan dari pejabat NTU mengatakan bahwa mahasiswa jenius itu stress karena beasiswanya diputus sehingga ia berani mencoba menusuk profesor pembimbingnya Chap Kap Luk, dan kemudian bunuh diri.
             Tetapi hasil olah tempat kejadian perkara ( TKP ) dan otopsi ditemukan sejumlah kejanggalan yang berlawanan dengan teori dari pejabat NTU. Misalnya pisau yang katanya digunakan untuk menusuk dosen justru tergelatak satu lantai diatas jatuhnya tubuh david, dan jaraknya sangat jauh kira kira 150 meter, dan jika benar david bunuh diri, mengapa ditemukan adanya 36 luka yang 14 dintaranya adalah luka karena bemda tajam ditubuhnya? Pihak intelejen menduga David 99% dibunuh krna melihat dari kejanggalan kejanggalan tersebut ditambah pihak keluarga tidak dibolehkan bertemu Presiden NTU dan Profesor Chap Kap Luk serta dihalangi bertemu media massa singapura.
             Pertanyaannya kemudian apa motif pembunuhan David? Mahasiswa jenius yang pernah mengahrumkan nama Indonesia dengan menjuarai olimpiade matematika internasional itu?
              Dugaan terkuat motif pembunuhan itu terkait dengan penelitian spektakuler David dalam tugas akhir kuliahnya. Informasi ini terkuak dari teman wanita David, Angel. Yang membuka rahasia riset yang sedang dilakukan David , yaitu “Multiview Acquistion From Multicamera Configuration for Person Adaptive 3D Display”. Teknologi yang sedang diteliti David sangat canggih dan merupakan pertama di dunia. Bahkan, jika proyek David ini berhasil maka hasilnya bisa digunakan oleh intelejen negara. Penelitian ini menggunakan identifikasi retina mata dan sidik jari melalui gadget seperti ponsel, kita sudah bisa mendeteksi keberadaan seseorang dalam kerumunan.
                Ada dua teori yang berkembang seputar siapa yang membunuh David, yang pertama paling sering terdengar tentu saja adalah Profesor Chap itu sendiri. Sebagai pembimbing, Chap sangat paham kehebatan mahsiswa didiknya, iya juga menyadari betul betapa bernilainya harga penemuan itu nantinya. Muncul dugaan bahwa Chap ingin mencaplok hasil temuan David. Kemudan membangun skenario pembunuhan David yang dibumbui cerita penusukan dirinya. Tak hanya itu asisten proyek penelitian itu Zhou Zheng ditemukan gantung diri. Selain itu staf laboratorium NTU, Hu Kun Lun juga ditemukan tewas. Diyakini bahwa kedua orang ini sengaja dilenyapkan agar tidal ada jejak dan saksi yang bisa mengungkap rahasia kematian dan proyek David.
           Teori kedua terkait dengan perusahaan operator seluler yang akan terganggu bisnisnya bila hasil riset David ini dikembangkan apalagi masuk pasaran. Karena dengan perangakt ini maka internet tidak lagi dibutuhkan. Masuk akal, karena hanya dengan menggunakan Bluethoot maka proses data bisa dilakukan layaknya internet, tanpa perlu adanya dukungan internet.
             Namun, teori teori itu hanya menjadi pelengkap kemisteriusan kematian David, karena polisi singapura tak mampu mengungkap apapun. Chap masih tenang mengajar, NTU masih kebanjiran menerima mahasiswa Indonesia. Ironisnya, Pemerintah Indonesia tidak ngotot memperjuangkan nasib anak muda jeniusnya yang terkapar dinegeri orang, ketika sedang menuntut ilmu yang mungkin saja akan mengibarkan nama Indonesia di pentas sains dunia.


Buku : KONSPIRASI oleh Alfred Suci 

Antara Soekarno, John F Kennedy dan Harta karun



Secara umum kabar mengenai harta karun Indonesia masih berupa kisah-kisah yang belum terbukti benar, namun memiliki dampak yang besar bagi bangsa ini. Tentu saja apabila catatan itu terbukti benar.
Harta karun itu tersirat dalam perjanjian kolateral antara mantan presiden Amerika Serikat John F Kennedy dengan presiden Soekarno pada tahun 1963 yang bernama the green Hilton agreement. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa amerika serikat mengakui kepemilikan Indonesia terhadap 57.150 Ton batangan emas murni yang merupakan rampasan perang amerika serikat dari jerman terkait kekalahan jerman pada perang dunia II. Menurut isu yang ada harta tersebut merupakan milik Indonesia yang diambil oleh belanda, kemudian ketika belanda kalah perang dengan jerman belanda menyerahkan rampasan perang tersebut kepada jerman.
Perjanjian ini berkop burung garuda yang ditanda tangani oleh presiden soekarno dan segel kepresidenan amerika serikat yang ditanda tangani John F Kennedy. Dalam naskah perjanjian tersebut berisi pengakuan namun tidak terdapat klausal pengembalian di dalamnya akan tetapi dalam perjanjian itu presiden soekarno memperkenankan negara yang menggunakan batangan emas tersebut harus membayar sewa sebesar 2,5% kepada Indonesia yang mana ketika di total harga harta karun itu pada saat ini kurang lebih rp.31.718 Triliun.
Melihat angka tersebut, apabila dikembalikan kepada Indonesia makan tidak akan ada lagi kemiskinan dan bahkan Indonesia bias saja menjadi negara dengan kekuatan ekonomi adidaya di dunia. Menurut isu yang ada harta itu tersimpan di dalam rekening the heritage foundation di swiss, dan hanya presiden soekarno yang dapat mengaksesnya. Dalam cerita lainnya dikatakan bahwa hanya orang yang di tunjuk langsung oleh presiden Soekarno yang bias mencairkannya jika beliau telah tiada, tetapi harus dengan restu Sri Paus Vatikan.
Harta itu diyakini digunakan oleh amerika serikat sebagai jaminan hutang hutangnya untuk membangun ekonomi amerika serikat, sehingga muncul anggapan bahwa amerika serikat berhutang kepada Indonesia karena pembangunan ekonomi amerika serikat menggunakan harta karun milik Indonesia . bagi amerika serikat penandatanganan perjanjian yang dilakukan oleh John F Kennedy adalah sebuah kesalahan besar dan konon memicu scenario penembakan terhadap John F Kennedy pada bulan November 1963.
Semua ini masih dalam bentuk rumor dan cerita yang tak pasti kebenarannya akan tetapi turki pernah melobi petinggi-petinggi Indonesia untuk mencairkan dana tersebut.  Tetapi celakanya pada tahun 2009 presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut menandatangani rekomendasi pada pertemuan G20 yang memberikan hak kepada IMF dan Bank Dunia untuk mencari alternatif pembiayaan dalam mengatasi krisis keuangan global. Hal ini memberikan wewenang dan keleluasaan bagi IMF dan Bank Dunia untuk melacak dan mencairkan dana harta karun Indonesia di United Bank of Switzerland.
Dua pelaku sejarah dan pemegang kunci jawaban mengenai harta karu ini telah tiada, John F Kennedy tewas ditembak sedangkan soekarno digulingkan dan di skenariokan untuk meninggal secara perlahan sehingga kebenaran tentang harta karun bangsa Indonesia masih belum jelas sampai sekarang.

Analisis Implementasi Pelegalan Balapan Liar di Kota Jakarta


Sumber : Koran SINDO Online. Tanggal 12 Januari 2016
        
Implementasi kebijakan mengenai pelegalan balapan liar di Provinsi DKI Jakarta adalah suatu hal yang baru dan mencengankan bagi kebanyakan orang, oleh karena ini penulis merasa perlu mengkaji dan menganalisis dampak serta keberhasilan kebijakan tersebut. Dalam hal ini, dalam kajian ini model yang digunakan untuk menganalisis kebijakan tersebut adalah model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh George Edward III. Edward dalam modelnya mengemukakan ada 4 ( empat ) aspek penting agar implementasi kebijakan bisa terlaksana dengan baik yakni :
-          Komunikasi                                         -      Sumberdaya
-          Struktur birokrasi                                -      Disposisi
Jadi untuk mengetahui keberhasilan dari kebijakan tersebut maka keempat aspek tersebut haru dikaji dan dianalisis dengan baik.
·         Komunikasi
Sebagaimana diketahui komunikasi merupakan salah-satu variabel penting yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Dalam penyampaian informasi dan sosialisasi kebijakan pelegalan balapan liar yang dibuat oleh Polda Metro Jaya yang didukung oleh Pemprov DKI Jakarta. Melalui kerjasama kedua lembaga ini komunikasi dan sosialisasi mengenai kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik. Proses komunikasi dan sosialisasi di lakukan melalui media seperti Koran dan melalui Internet.
·         Sumberdaya
Berbicara mengenai sumberdaya yang dimiliki terdapat aspek sumberdaya manusia dalam hal ini yang akan menerapkan kebijakan tersebut dan sumberdaya manusia yang menjadi target dari kebijakan tersebut. Mengenai sumberdaya implementor dapat dikatakan memadai karena Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, kemudian disediakannya tempat khusus dan waktu khusus seperti balapan liar hanya boleh dilakukan di TMII, jalan Asia Afrika, jalan Lenteng agung, Kemayoran dan Jalan Benyamin Sueb.
·         Struktur Birokrasi
Dalam hal ini implementasi kebijakan ini dilakukan oleh dua pihak yakni kepolisian dan Pemprov DKI Jakarta sebagai pihak implementor kebijakan, tapi kepolisian meiliki peranan penting dalam menerapakan kebijakan tersebut. Kemudian Pemprov DKI Jakarta berkordinasi dengan IMI ( IKATAN MOTOR INDONESIA ), dalam hal ini Kepolisian Polda Metro Jaya serta Pemprov DKI Jakarta sebagai lembaga yang mewadahi pelegalan balapan lair tersebut dengan harapan dapat menciptakan bibit bibit unggul dalam balapan.
·         Disposisi
Dilihat dari aspek disposisi, pelegalan balapan liar ini mendapat rensop yang hangat oleh masyrakat, terutama oleh pelaku balapan liar, pecandu balapan liar, dan pemilik usaha bengkel otomotif khusus balapan. Selaian itu dukungan juga di berikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta IMI ( IKATAN MOTOR INDONESIA ) .

Sebagai kesimpulan, ketika kita menilik keberhasilan implementasi Kebijakan Pelegalan balapan liar di Provinsi DKI Jakarta, saya dapat menyimpulkan bahwa implemantasi kebijakan tersebut bisa dikatakan berhasil terlaksana dengan baik hal ini didasari oleh terpenuhinya ke 4 ( empat ) aspek penting implementasi kebijakan menurut model George Edward III. Implementasi ini dapat terlaksana dengan baik melalui sinergitas antara Polda Metro jaya, Pemprov DKI Jakarta, IMI ( IKATAN MOTOR INDONESIA ) serta masyrakat. Dilihat dari aktor aktor yang berperan dalam implemantasi kebijakan ini dilihat dari sudut pandang administrasi publik yakni menggunakan paradigma Good Governance karena terdapat 3 aktor yang berperan penting yakni pemerintah yang diwakili oleh Polda Metro jaya dan Pemprov DKI Jakarta, Swasta/LSM yang diwakili oleh IMI ( IKATAN MOTOR INDONESIA ), serta masyarakat secara khusus seperti pelaku balap liar, pecandu balapan liar dan pemilik usaha benkel otomotif khusus balap.


Makalah KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF TEORI KARAKTER ( SIFAT )



Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan halaman demi halaman makalah ini.Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai sang motivator dan inspirator terhebat sepanjang zaman.
Penulis sangat sadar bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang begitu luar biasa, oleh karenanya tanpa mempermasalahkan hierarkinya, maka penulis  ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memiliki andil terhadap pembuatan makalah ini baik bantuan moriil maupun materiil.
Semoga  makalah yang penulis beri judul “Kepemimpinan dalam Perspektif teori karakter ( Sifat )”  ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para pembaca, serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita dan tentunya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya.

Salam


Makassar, 8 Mei 2016


                                                                                                                    Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................       2
DAFTAR ISI.....................................................................................................         3
BAB I. PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang.....................................................................................           4
B.        Rumusan Masalah...............................................................................            5
C.        Tujuan Penulisan.................................................................................            5

BAB II. PEMBAHASAN
A.        Kepemimpinan .................................................................................              6
B.        Perspektif teori karakter ( Sifat ) dalam kepemimpinan ..................  .          

BAB III. PENUTUP
A         Kesimpulan................................................................................                     12       
DAFTAR FUSTAKA.............................................................................                   12       









BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta menghadapi perubahan lingkungan yang terkadang sulit untuk diprediksi. Hal ini menuntut setiap organisasi mampu melakukan penyesuaian guna mengikuti tuntutan perubahan lingkungannya. Perubahan di dalam organisasi tidak hanya didukung oleh komponen organisasi seperti kebijakan dan prosedur, misi dan strategi, iklim kerja, budaya organisasi, praktik manajemen serta struktur organisasi, melainkan juga harus didukung oleh faktor kepemimpinan. Setiap pemimpin akan selalu menghadapi tantangan dalam mengatasi resistensi terhadap perubahan, menjadi perantara kebutuhan konstituen dari internal maupun eksternal organisasi, serta bertanggung jawab untuk menetapkan etika atau norma yang menuntut perilaku setiap orang dalam organisasi (Bennis dan Nanus, 1985).
Kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan, menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan, mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Kemampuan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dilakukan dengan mudah, apabila seseorang itu tidak memiliki bakat lahir, keahlian maupun referensi dari tindakan di masa lalunya di bidang kepemimpinan.  Banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli kepemimpinan, dan telah menghasilkan kajian teoritis yang besar, dan menjadi landasan berpikir pada penelitian-penelitian berikutnya, seperti Davis, A Dale Tempe (1993); Hersey & blankart (1998) yang menghilhami kelahiran teori sifat dan situasional. Selanjutnya teori perilaku dihadirkan oleh teori X & Y, Studi Ohio State (1945) dan Universitas Michigan, Manajemen Grid dan Likert. Lalu kemudian Teori Situasi (Bennis, 1981), Teori Transaksional (Burn, 1978). Juga terdapat teori kepemimpinan kontenporer yang terbagi menjadi Kepemimpinan Karismatik (Conger & Kanungo, 1988), Kepemimpinan Transformasional (Bass, 1985), dan Kepemimpinan Visioner (Pinto, Jeffrey K. Et all, 1998).
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan antara atu dengan yang lainnya. Istilah kepemimpinan sesungguhnya telah lama menjadi bahan perbincangan oleh banyak orang ilmuam dan praktisi. Kepemimpinan acapkali diasosiasikan dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang memimpin bala tentara, mrngendalikan perusahaan besar, atau menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat.
Untuk menunjukan berapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras mengatakan bahwa dunia atau umat ymanusia di dunia ini pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni berstatus sebagai pemimpin. Dalam organisasi kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk memeberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara tujuan perserangan atau tujuan organisasi mungkin menjadi renggang.
Oleh karena itu, Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisas, dan paling tidak gairah para pekerja memerlukan kpemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi. Ciri dan sifat kepemimpinan adalh Kpemimpinan yang efektif yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruho atau memotivasi (bawahan) untuk bisa bekerja dengan benar dan baik, sehingga tujuan bisa dicapai sesuai dengan perencanaan.

B.             Rumusan Masalah
·         Apa itu kepemimpinan?
·         Bagaimana perspektif teori karakter ( sifat ) dalam kepemimpinan?

C.            Tujuan Penulisan
·         Mengetahui makna kepemimpinan!
·         Mengetahui perspektif teori karakter ( sifat ) dalam kepemimpinan!



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Kepemimpinan
Tiap oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas.
Harold Koontz & Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka mau berusaha dengan sukarela menuju pencapaiaan tujuan. Sedangkan John M Pfifner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengkordinasi dan memotivasi individu individu dan kelompok untuk mencapai tujuan.
Untuk memahami beberapa hal tentang kepemimpinan,  James J Cribin mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan memperolrh konsensus dan keikatan pada sasaran bersama, melampoi syara-syarat organisasi, yang dicacpai ddengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja, Miftah Thoha mendefinisikan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangn maupun kelompok, James A.F Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan – kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugassnya, sedangkan Chung dan Megginson mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu.
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Syarat menjadi seorang pemimpin adalah mampu melaksanakan fungsi manajemen, mampu memberikan penghargaan kepada para bawahan, cerdas, tegas dalam membuat suatu keputusan, percaya diri serta mempunyai pemikiran yang inovatif. Setiap pemimpin akan selalu menghadapi tantangan dalam mengatasi resistensi terhadap perubahan, menjadi perantara kebutuhan konstituen dari internal maupun eksternal organisasi, serta bertanggung jawab untuk menetapkan etika atau norma yang menuntut perilaku setiap orang dalam organisasi (Bennis dan Nanus, 1985).
B.     Perspektif Teori Karakter ( Sifat ) Dalam Kepemimpinan
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
·         Kecerdasan
·         Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
·         Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
·         Sikap Hubungan Kemanusiaan

Pada paradigma ini, kajian kepemimpinan mulanya didasarkan pada asumsi bahwa pemimpin dilahirkan, tidak dibentuk. Beberapa ahli yang mengembangkan paradigma ini diantaranya Ordway Tead (1963), George R. Terry (1964), dan Keith Davis (1972). Teori sifat atau pembawaan mencoba menjelaskan ciri khusus kepemimpinan yang efektif, meliputi sifat fisik dan psikologis atau kualitas (berkemampuan tinggi, agresif, percaya pada diri sendiri, persuasif, dan berorientasi pada kesuksesan). Kedua sifat tersebut digunakan untuk menentukan calon pemimpin yang dianggap paling sesuai. Berdasarkan beberapa kajian para pakar, ternyata tidak ditemukan adanya sifat universal pemimpin yang sukses yang dapat menjamin efektivitas kepemimpinan.
Menurut Bolden,dkk (2003) dan Wart (2003), terdaftar sederetan sifat atau kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan yang ada secara berkelimpahan dan terus diproduksi. Semua sifat yang menggambarkan beberapa atribut manusia  positif atau saleh, semangat untuk hidup. Penekanan pada sifat-sifat individu (fisik, pribadi, motivasi, bakat) dan keterampilan (komunikasi dan kemampuan untuk mempengaruhi) yang menyertai  para pemimpin ke semua tugas kepemimpinan. Era ini dipengaruhi oleh metodologi ilmiah secara umum (pengukuran terutama industri) dan manajemen ilmiah pada khususnya (misalnya, definisi peran tugas, kompetensi untuk peran-peran bersangkutan).
Menurut Suryadi (2010), pendekatan sifat merupakan pendekatan tertua dalam studi kepemimpinan. Pendekatan ini didasarkan atas anggapan karakteristik tertentu yang akan membuat orang menjadi pemimpin yang baik dibandingkan dengan lainnya dan bahwa memungkinkan menentukan sifat-sifat pemimpin yang baik. Dalam bukunya yang menampilkan studi seleksi karyawan menyebutkan kriteria seorang pemimpin mencakup kemampuan, pengalaman kerja, motivasi dan kepribadian, sedangkan dalam kajian emergensi pemimpin dengan menampilkan hasil penelitian Lord, de Veder dan Alinger (1986) menemukan sifat kepemimpinan, yaitu: kecerdasan, agresif, tegas, dan dominasi berhubungan dengan emergensi pemimpin.
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang memilikikualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan.Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengankepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi kepemimpinan.Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandungdidalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan
Para peneliti terdahulu memformulasikan teori kepemimpinan yang disebut sebagai teori orang besar (the great person theory) yang memandang bahwa para pemimpin besar memang telah memiliki beberapa trait tertentu yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang. Teori ini termasuk dalam Teori Sifat (trait). Trait yang dimaksud merupakan trait yang dimiliki oleh seluruh pemimpin besar, tak peduli kapan dan dimana mereka hidup yang keberadaannya ada dalam derajad yang lebih tinggi dari orang kebanyakan.
 Teori tersebut adalah dorongan (drive) untuk mencapai sesuatu dibarengi dengan energy yang besar dan resolusi; kepercayaan diri; kreatibitas; dan motivasi kepemimpinan, yakni hasrat untuk memegang kendali dan memiliki otoritas terhadap yang lainnya. Zaccaro, Fotti dan Kenny (dalam Baron dan Byrne, 2005, h. 253) menambahkan satu karakteristik lagi yaitu tingginya tingkat fleksibilitas, yakni kemampuan untuk mengenali tindakan atau pendekatan seperti apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu dan kemudia berbuat sesuai dengan kebutuhan tersebut.
 Studi tentang kepemimpinanyang lain menghasilkan temuan Big Five Dimensions of Personality (lima Besar Dimensi Kepribadian) yang berhubungan dengan permasalahan menjadi seorang pemimpin yang efektif.
·         Ekstraversi, berupa kecenderungan pada sifat-sifat ramah, asertif dan aktif;
·          Agreeableness, kecenderungan pada sifat-sifat baik hati, lembut, mempercaya dan dapat dipercaya;
·          Conscientiousness (ketekunan), teratur, dapat diandalkan dan berorientasi pada kesuksessan;
·          Keterbukaan pada pengalaman baru, kecenderungan pada sifat kreatif, imajinatif, perseptif dan memikirkan orang lain;
·         Penyesuaian dan stabilitas emosi, kecenderungan pada sifat tenang, tidak tertekan dan tidak moody;

Kemudian dalam buku kesusastraan Lontara (lotr) terdapat beberapa sifat dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yakni :
·      Kejujuran ( Lempu )
·      Kecendikiawan ( Acca )
·      Kepatutan ( Assitinajang )
·      Keteguhan ( Getteng )
·      Usaha ( Reso )
·      Malu ( Siri )

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwakeberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atauciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sementara sifat yang dimilikioleh setiap individu tidaklah sama sehingga menimbulkan banyak pendapat dikalangan ahli.Menurut Ordway Tead yang dikutip oleh BintoroTjokroamidjojo terdapat sepuluh macam sifat atau perangai yang harusdimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu : energi jasmani dan rohani,  kepastian akan maksud dan arah tujuan, antusiasme dan perhatian yang besar, ramah-tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati, integritasdan pribadi yang kuat, kecakapan tekhnis, mudah mengambil keputusan,cerdas, kecakapan mengajar dan setia.Menurut John D. Miller yang dikutip dalam buku yang sama,mengatakan bahwa ada 4 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,yaitu : kemampuan melihat organisasi secara keseluruhan, kemampuanmengambil keputusan, kemampuan melimpahkan dan mendelegaikanwewenang dan kemampuan menanamkan kesetiaan.
Menurut Keith Davis dalam bukunya yang berjudul Human Behaviorat work : Human Relation and Organisational Behavior yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojo mengatakan ada empat macamkelebihan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu : intelegensi,kematangan dan keluasan pndangan sosial, mempunyai motivasi dankeinginan berprestasi yang datang dari dalam, dan mempunyaikemampuan mengadakan hubungan antar manusiaAda dua sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin menurut ChesterI. Barnard yaitu sifat pribadi yang meliputi fisik, kecakapan, tekhnologi,daya tangkap, pengetahuan, daya ingat, dan imajinasi. Dan yang keduaadalah sifat pribadi yang lebih subyektif yatu : keyakinan, ketekunan, dayatahan dan keberanian.
Pengelompokan sifat-sifat pemimpin juga dikemukakan oleh Ralph Stogdil yang terdiri atas lima kelompok yaitu :
·      Capacity meliputi : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,keahlian, dan kemampuan menilai.
·      Achievment meliputi ; gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan dalam olah raga.
·       Responsibility meliputi : berdikari, inisiatif, ketekunan, agresif, percaya diri, dan keinginan untuk unggul.
·      Participation meliputi : aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, dan mudah menyesuaikan diri.
·      Status meliputi : kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam teori kepemimpinan yang disebut sebagai teori orang besar (the great person theory) yang memandang bahwa para pemimpin besar memang telah  memiliki beberapa sifat dan karakter tertentu yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang. Teori ini termasuk dalam Teori Sifat (trait). Trait yang dimaksud merupakan trait yang dimiliki oleh seluruh pemimpin besar, tak peduli kapan dan dimana mereka hidup yang keberadaannya ada dalam derajad yang lebih tinggi dari orang kebanyakan. Dalam Big Five Dimensions of Personality (lima Besar Dimensi Kepribadian) yang berhubungan dengan permasalahan menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah:
·         Ekstraversi, berupa kecenderungan pada sifat-sifat ramah, asertif dan aktif;
·          Agreeableness, kecenderungan pada sifat-sifat baik hati, lembut, mempercaya dan dapat dipercaya;
·          Conscientiousness (ketekunan), teratur, dapat diandalkan dan berorientasi padakesuksessan;
·         Keterbukaan pada pengalaman baru, kecenderungan pada sifat kreatif, imajinatif, perseptif dan memikirkan orang lain;
·          Penyesuaian dan stabilitas emosi, kecenderungan pada sifat tenang, tidak tertekan dan tidak moody;
Daftar Pustaka
·         Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan  Islam.  Bandung: Refika Aditama.
·         Achmad M. Masykur, 2009, Kepemimpinan Transformasional, Belajar dari Kepemimpinan Khalifah Umar ibn Al Khattab, Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang.
·         Robbins, Stephen et al. (1994). Organizational Behaviour: Concept, Controversies and Applications. Prentice-Hall, Australia
·         Wahjosumidjo (1993). Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia, Jakarta.

·         Suryadi, 2010. Kepemimpinan, Putra Media Nusantara, Surabaya

Terbaru

Misteri Kematian Sang Juara Olimpiade Matematika Asal Indonesia David Hartanto

                Seorang mahasiswa asal Indonesia di Nanyang Technology University ( NTU ) Singapura bernama David Hartanto diberitakan meni...