Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puja dan puji kita
panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kami
untuk dapat menyelesaikan halaman demi halaman makalah ini.Shalawat dan salam
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai sang motivator dan
inspirator terhebat sepanjang zaman.
Penulis sangat sadar bahwa setiap
pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang begitu luar
biasa, oleh karenanya tanpa mempermasalahkan hierarkinya, maka penulis ingin sekali menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memiliki andil
terhadap pembuatan makalah ini baik bantuan moriil maupun materiil.
Semoga
makalah yang penulis beri judul “Kepemimpinan
dalam Perspektif teori karakter ( Sifat )” ini dapat menjadi suatu kontribusi positif
dan konstruktif bagi para pembaca, serta diharapkan dapat menambah cakrawala
berfikir kita dan tentunya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis
khususnya.
Salam
Makassar, 8 Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR
ISI..................................................................................................... 3
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................................... 4
B. Rumusan
Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 5
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Kepemimpinan
................................................................................. 6
B. Perspektif
teori karakter ( Sifat ) dalam kepemimpinan .................. .
BAB
III. PENUTUP
A Kesimpulan................................................................................ 12
DAFTAR
FUSTAKA............................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap
organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta menghadapi
perubahan lingkungan yang terkadang sulit untuk diprediksi. Hal ini menuntut
setiap organisasi mampu melakukan penyesuaian guna mengikuti tuntutan perubahan
lingkungannya. Perubahan di dalam organisasi tidak hanya didukung oleh komponen
organisasi seperti kebijakan dan prosedur, misi dan strategi, iklim kerja,
budaya organisasi, praktik manajemen serta struktur organisasi, melainkan juga
harus didukung oleh faktor kepemimpinan. Setiap pemimpin akan selalu menghadapi tantangan dalam
mengatasi resistensi terhadap perubahan, menjadi perantara kebutuhan konstituen
dari internal maupun eksternal organisasi, serta bertanggung jawab untuk
menetapkan etika atau norma yang menuntut perilaku setiap orang dalam
organisasi (Bennis dan Nanus, 1985).
Kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan,
menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan,
mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan.
Kemampuan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tidak dapat dilakukan dengan mudah, apabila seseorang itu tidak memiliki bakat
lahir, keahlian maupun referensi dari tindakan di masa lalunya di bidang
kepemimpinan. Banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli
kepemimpinan, dan telah menghasilkan kajian teoritis yang besar, dan menjadi
landasan berpikir pada penelitian-penelitian berikutnya, seperti Davis, A Dale
Tempe (1993); Hersey & blankart (1998) yang menghilhami kelahiran teori
sifat dan situasional. Selanjutnya teori perilaku dihadirkan oleh teori X &
Y, Studi Ohio State (1945) dan Universitas Michigan, Manajemen Grid dan Likert.
Lalu kemudian Teori Situasi (Bennis, 1981), Teori Transaksional (Burn, 1978).
Juga terdapat teori kepemimpinan kontenporer yang terbagi menjadi Kepemimpinan
Karismatik (Conger & Kanungo, 1988), Kepemimpinan Transformasional (Bass,
1985), dan Kepemimpinan Visioner (Pinto, Jeffrey K. Et all, 1998).
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep
yang tidak bisa dipisahkan antara atu dengan yang lainnya. Istilah kepemimpinan
sesungguhnya telah lama menjadi bahan perbincangan oleh banyak orang ilmuam dan
praktisi. Kepemimpinan acapkali diasosiasikan dengan orang-orang yang dinamis
dan kuat yang memimpin bala tentara, mrngendalikan perusahaan besar, atau
menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat.
Untuk menunjukan berapa pentingnya kepemimpinan dan
betapa manusia membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras mengatakan bahwa
dunia atau umat ymanusia di dunia ini pada hakekatnya hanya ditentukan oleh
beberapa orang saja, yakni berstatus sebagai pemimpin. Dalam organisasi
kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk memeberikan pengarahan terhadap
usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa
Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara tujuan perserangan atau tujuan
organisasi mungkin menjadi renggang.
Oleh karena itu, Kepemimpinan sangat diperlukan bila
suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu
ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisas,
dan paling tidak gairah para pekerja memerlukan kpemimpinan sebagai dasar
motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan
tujuan organisasi. Ciri dan sifat kepemimpinan adalh Kpemimpinan yang efektif
yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruho atau memotivasi (bawahan)
untuk bisa bekerja dengan benar dan baik, sehingga tujuan bisa dicapai sesuai
dengan perencanaan.
B.
Rumusan Masalah
·
Apa itu kepemimpinan?
·
Bagaimana perspektif teori
karakter ( sifat ) dalam kepemimpinan?
C.
Tujuan Penulisan
·
Mengetahui makna
kepemimpinan!
·
Mengetahui perspektif teori
karakter ( sifat ) dalam kepemimpinan!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepemimpinan
Tiap oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan
menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Konsepsi
baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh
seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang
membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta
memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu
pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi
yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara
lebih efisien dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat
memberikan bantuan-bantuan yang khas.
Harold
Koontz & Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh,
seni, atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka mau berusaha dengan
sukarela menuju pencapaiaan tujuan. Sedangkan John M Pfifner mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah seni mengkordinasi dan memotivasi individu individu dan
kelompok untuk mencapai tujuan.
Untuk memahami beberapa hal
tentang kepemimpinan, James J Cribin mengatakan kepemimpinan
adalah kemampuan memperolrh konsensus dan keikatan pada sasaran bersama,
melampoi syara-syarat organisasi, yang dicacpai ddengan pengalaman sumbangan
dan kepuasan di pihak kelompok kerja, Miftah Thoha mendefinisikan kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perorangn maupun kelompok, James A.F Stoner mengatakan
bahwa kepemimpinan manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh kepada kegiatan – kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugassnya, sedangkan Chung dan Megginson mengatakan bahwa
Kepemimpinan adalah kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu
arah tertentu.
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang
dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih
dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut
bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe
kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan.
Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat
atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka
masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Syarat
menjadi seorang pemimpin adalah mampu melaksanakan fungsi manajemen, mampu
memberikan penghargaan kepada para bawahan, cerdas, tegas dalam membuat suatu
keputusan, percaya diri serta mempunyai pemikiran yang inovatif.
Setiap
pemimpin akan selalu menghadapi tantangan dalam mengatasi resistensi terhadap
perubahan, menjadi perantara kebutuhan konstituen dari internal maupun
eksternal organisasi, serta bertanggung jawab untuk menetapkan etika atau norma
yang menuntut perilaku setiap orang dalam organisasi (Bennis dan Nanus, 1985).
B.
Perspektif Teori Karakter ( Sifat ) Dalam
Kepemimpinan
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
·
Kecerdasan
·
Kedewasaan dan Keluasan
Hubungan Sosial
·
Motivasi Diri dan
Dorongan Berprestasi
·
Sikap Hubungan
Kemanusiaan
Pada paradigma ini,
kajian kepemimpinan mulanya didasarkan pada asumsi bahwa pemimpin dilahirkan,
tidak dibentuk. Beberapa ahli yang mengembangkan paradigma ini diantaranya
Ordway Tead (1963), George R. Terry (1964), dan Keith Davis (1972). Teori sifat
atau pembawaan mencoba menjelaskan ciri khusus kepemimpinan yang efektif,
meliputi sifat fisik dan psikologis atau kualitas (berkemampuan tinggi,
agresif, percaya pada diri sendiri, persuasif, dan berorientasi pada
kesuksesan). Kedua sifat tersebut digunakan untuk menentukan calon pemimpin
yang dianggap paling sesuai. Berdasarkan beberapa kajian para pakar, ternyata
tidak ditemukan adanya sifat universal pemimpin yang sukses yang dapat menjamin
efektivitas kepemimpinan.
Menurut Bolden,dkk (2003) dan Wart (2003),
terdaftar sederetan sifat atau kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
yang ada secara berkelimpahan dan terus diproduksi. Semua sifat yang
menggambarkan beberapa atribut manusia positif atau saleh, semangat untuk
hidup. Penekanan pada sifat-sifat individu (fisik, pribadi, motivasi, bakat)
dan keterampilan (komunikasi dan kemampuan untuk mempengaruhi) yang menyertai
para pemimpin ke semua tugas kepemimpinan. Era ini dipengaruhi oleh
metodologi ilmiah secara umum (pengukuran terutama industri) dan manajemen
ilmiah pada khususnya (misalnya, definisi peran tugas, kompetensi untuk
peran-peran bersangkutan).
Menurut Suryadi (2010), pendekatan sifat merupakan
pendekatan tertua dalam studi kepemimpinan. Pendekatan ini didasarkan atas
anggapan karakteristik tertentu yang akan membuat orang menjadi pemimpin yang
baik dibandingkan dengan lainnya dan bahwa memungkinkan menentukan sifat-sifat
pemimpin yang baik. Dalam bukunya yang menampilkan studi seleksi karyawan
menyebutkan kriteria seorang pemimpin mencakup kemampuan, pengalaman kerja,
motivasi dan kepribadian, sedangkan dalam kajian emergensi pemimpin dengan
menampilkan hasil penelitian Lord, de Veder dan Alinger (1986) menemukan sifat
kepemimpinan, yaitu: kecerdasan, agresif, tegas, dan dominasi berhubungan
dengan emergensi pemimpin.
Teori sifat berasumsi bahwa orang
mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih cocok untuk
menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau
karakteristik perilaku yang sama pada umumnya pemimpin.
Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,kepercayaan diri dan
keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan pemimpin
besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka
bagaimana menjelaskan orang-orang yang memilikikualitas-kualitas tetapi
bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan
teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan.Ada banyak orang yang memiliki
ciri-ciri kepribadian yang terkait dengankepemimpinan namun tidak pernah
mencari posisi kepemimpinan.Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk
menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh
kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas
seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:- pengetahuan umum
yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi
masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri
relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif,
kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;-
kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan
skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan
mendidik,dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandungdidalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan
oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan
Para peneliti terdahulu memformulasikan teori kepemimpinan yang disebut
sebagai teori orang besar (the great person theory) yang memandang bahwa para
pemimpin besar memang telah memiliki beberapa trait tertentu yang
membedakan mereka dengan kebanyakan orang. Teori ini termasuk dalam Teori Sifat
(trait). Trait yang dimaksud merupakan trait yang dimiliki oleh seluruh
pemimpin besar, tak peduli kapan dan dimana mereka hidup yang keberadaannya ada
dalam derajad yang lebih tinggi dari orang kebanyakan.
Teori tersebut adalah dorongan (drive) untuk mencapai sesuatu dibarengi
dengan energy yang besar dan resolusi; kepercayaan diri; kreatibitas; dan
motivasi kepemimpinan, yakni hasrat untuk memegang kendali dan memiliki
otoritas terhadap yang lainnya. Zaccaro, Fotti dan Kenny (dalam Baron dan
Byrne, 2005, h. 253) menambahkan satu karakteristik lagi yaitu tingginya
tingkat fleksibilitas, yakni kemampuan untuk mengenali tindakan atau pendekatan
seperti apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu dan kemudia berbuat sesuai
dengan kebutuhan tersebut.
Studi tentang kepemimpinanyang lain menghasilkan temuan Big Five Dimensions
of Personality (lima Besar Dimensi Kepribadian) yang berhubungan dengan
permasalahan menjadi seorang pemimpin yang efektif.
·
Ekstraversi, berupa kecenderungan pada
sifat-sifat ramah, asertif dan aktif;
·
Agreeableness, kecenderungan pada sifat-sifat baik hati, lembut, mempercaya
dan dapat dipercaya;
·
Conscientiousness (ketekunan), teratur, dapat diandalkan dan berorientasi
pada kesuksessan;
·
Keterbukaan pada pengalaman baru, kecenderungan pada sifat kreatif,
imajinatif, perseptif dan memikirkan orang lain;
·
Penyesuaian dan stabilitas emosi,
kecenderungan pada sifat tenang, tidak tertekan dan tidak moody;
Kemudian dalam buku kesusastraan Lontara (lotr) terdapat beberapa sifat dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin yakni :
·
Kejujuran (
Lempu )
·
Kecendikiawan (
Acca )
· Kepatutan ( Assitinajang )
· Keteguhan ( Getteng )
· Usaha ( Reso )
· Malu ( Siri )
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran
bahwakeberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai
atauciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sementara sifat yang
dimilikioleh setiap individu tidaklah sama sehingga menimbulkan
banyak pendapat dikalangan ahli.Menurut Ordway Tead yang dikutip oleh
BintoroTjokroamidjojo terdapat sepuluh macam sifat atau perangai yang
harusdimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu : energi jasmani dan rohani,
kepastian akan maksud dan arah tujuan, antusiasme dan perhatian
yang besar, ramah-tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan
hati, integritasdan pribadi yang kuat, kecakapan tekhnis, mudah mengambil
keputusan,cerdas, kecakapan mengajar dan setia.Menurut John D. Miller yang
dikutip dalam buku yang sama,mengatakan bahwa ada 4 sifat yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin,yaitu : kemampuan melihat organisasi secara keseluruhan,
kemampuanmengambil keputusan, kemampuan melimpahkan dan mendelegaikanwewenang
dan kemampuan menanamkan kesetiaan.
Menurut Keith Davis dalam bukunya yang
berjudul Human Behaviorat work : Human Relation and Organisational Behavior
yang dikutip oleh Bintoro Tjokroamidjojo mengatakan ada empat macamkelebihan
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu : intelegensi,kematangan dan
keluasan pndangan sosial, mempunyai motivasi dankeinginan berprestasi yang
datang dari dalam, dan mempunyaikemampuan mengadakan hubungan antar manusiaAda
dua sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin menurut ChesterI. Barnard yaitu
sifat pribadi yang meliputi fisik, kecakapan, tekhnologi,daya tangkap, pengetahuan,
daya ingat, dan imajinasi. Dan yang keduaadalah sifat pribadi yang lebih
subyektif yatu : keyakinan, ketekunan, dayatahan dan keberanian.
Pengelompokan sifat-sifat pemimpin juga
dikemukakan oleh Ralph Stogdil yang terdiri atas lima kelompok yaitu :
·
Capacity meliputi
: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,keahlian, dan kemampuan menilai.
·
Achievment meliputi
; gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan dalam olah raga.
·
Responsibility
meliputi : berdikari, inisiatif, ketekunan, agresif, percaya diri, dan
keinginan untuk unggul.
·
Participation meliputi
: aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, dan mudah menyesuaikan diri.
·
Status meliputi
: kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam teori kepemimpinan yang disebut sebagai teori orang besar
(the great person theory) yang memandang bahwa para pemimpin besar memang
telah memiliki beberapa sifat dan karakter tertentu yang membedakan mereka
dengan kebanyakan orang. Teori ini termasuk dalam Teori Sifat (trait). Trait
yang dimaksud merupakan trait yang dimiliki oleh seluruh pemimpin besar, tak
peduli kapan dan dimana mereka hidup yang keberadaannya ada dalam derajad yang
lebih tinggi dari orang kebanyakan. Dalam Big Five Dimensions of Personality
(lima Besar Dimensi Kepribadian) yang berhubungan dengan permasalahan menjadi
seorang pemimpin yang efektif adalah:
·
Ekstraversi, berupa kecenderungan pada
sifat-sifat ramah, asertif dan aktif;
·
Agreeableness, kecenderungan pada sifat-sifat baik hati, lembut, mempercaya
dan dapat dipercaya;
·
Conscientiousness (ketekunan), teratur, dapat diandalkan dan berorientasi
padakesuksessan;
·
Keterbukaan pada pengalaman baru,
kecenderungan pada sifat kreatif, imajinatif, perseptif dan memikirkan orang
lain;
·
Penyesuaian dan stabilitas emosi,
kecenderungan pada sifat tenang, tidak tertekan dan tidak moody;
Daftar
Pustaka
·
Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama.
·
Achmad M. Masykur, 2009, Kepemimpinan
Transformasional, Belajar dari Kepemimpinan Khalifah Umar ibn Al Khattab,
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang.
·
Robbins, Stephen et al. (1994). Organizational
Behaviour: Concept, Controversies and Applications. Prentice-Hall,
Australia
·
Wahjosumidjo (1993). Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
·
Suryadi, 2010. Kepemimpinan, Putra Media Nusantara, Surabaya