MAKALAH
MSDM
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

Oleh
Malfiah E21112
Zaenal Basri E21113305
Hairil
Sakthi HR E21113307
Suherman
Ahmad E21113308
Ismail
Aljamily E21113314
Reinaldy
Anwar E21113503
Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Uniersitas Hasanuddin
Makassar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji kita panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan halaman demi halaman makalah ini.Shalawat dan salam tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai sang motivator dan inspirator
terhebat sepanjang zaman.
Penulis sangat sadar bahwa setiap pencapaian adalah
buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang begitu luar biasa, oleh
karenanya tanpa mempermasalahkan hierarkinya, maka penulis ingin sekali menyampaikan ucapanterima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memiliki andil
terhadap pembuatan makalah ini baik bantuan moriil maupun materiil.
Semoga
makalah yang penulis beri judul “Pengembangan
sumberdaya manusia pendidikan”
ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para
pembaca, serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita dan tentunya
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya.
Makassar,
22 November 2015
Salam
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR
ISI.............................................................................................. 3
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan
Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan
Penulisan............................................................................ 5
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Hakekat Pengembangan SDM
............................................................... 6
B. Pengembangan SDM
Melalui Pendidikan............................................ 8
C. Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Sumber Daya
Manusia.............. 9
D. Pengertian dan strategi Manajemen SDM Pendidikan.................................11
BAB
III. PENUTUP
A Kesimpulan................................................................................ 13
DAFTAR
FUSTAKA............................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Secara makro, faktor-faktor
masukan pembangunan, seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak
akan memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila
tidak didukung oleh memadainya ketersediaan faktor SDM, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pelajaran yang dapat dipetik dari berbagai negara maju
adalah, bahwa kemajuan yang dicapai oleh bangsa-bangsa di negara-negara
tersebut didukung oleh SDM yang berkualitas. Jepang, misalnya, sebagai negara
pendatang baru (late comer) dalam kemajuan industri dan ekonomi memulai
upaya mengejar ketertinggalannya dari negara-negara yang telah lebih dahulu
mencapai kemajuan ekonomi dan industri (fore runners) seperti Jerman, perancis
dan Amerika dengan cara memacu pengembangan SDM (Ohkawa dan Kohama 1989).
Pengembangan SDM pada
intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitasnya, yang pada gilirannya
akan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai studi menunjukkan, bahwa
kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik secara makro maupun
mikro. Sumber Daya Manusia (SDM) secara makro adalah warga negara suatu bangsa
khususnya yang telah memasuki usia angkatan kerja yg memiliki potensi untuk
berperilaku produktif (dengan atau tanpa pendidikan formal) yg mampu memenuhi
kebutuhan hidup sendiri dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat di lingkungan bangsa atau negaranya.
Kualitas SDM Makro
sangat dipengaruhi oleh kualitas kesehatan (fisik dan psikis), kualitas
pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan/keahlian
kerja), kepribadian terutama moral/agama, tingkat kesejahteraan hidup dan
ketersediaan lapangan kerja yang relevan.
Dalam konteks mikro,
Sumber Daya Manusia adalah manusia/orang yang bekerja di lingkungan sebuah organisasi
yang disebut pegawai, karyawan, personil, pimpinan / manajer, pekerja, tenaga
kerja, majikan buruh dll. Di lingkungan organisasi bidang pendidikan adalah
semua pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga kependidikan
lainnya.
Dalam kenyataannya
manusia (SDM) dengan organisasi sebagai wadah untuk mewujudkan hakikat
kemanusiaan dan untuk memenuhi kebutuhan (need) manusia memiliki hubungan yang
sangat / kuat. Hubungan tersebut sebagai berikut :
a.
Manusia membutuh-
Organisasi membutuhkan
kan organisasi
manusia.
b.
Manusia penggerak
Tanpa manusia organisasi
organisasi
tidak akan berfungsi
c.
Manusia berorgani-
Semua kebutuhan manusia
sasi utk memenuhi
merupakan obyek
kebutuhannya
organisasi
Oleh karena itu SDM
diperlukan oleh setiap institusi kemasyarakatan dan organisasi. Berbagai
institusi kemasyarakatan, seperti institusi keluarga, institusi ekonomi, dan
institusi keagamaan, SDM merupakan unsur penting dalam pembinaan dan
pengembangannya. Demikian pula dalam organisasi, SDM berperan sangat penting
dalam pengembangannya, terutama bila diinginkan pencapaian tujuan yang optimal.
Bila tujuan akhir setiap kegiatan pembangunan, baik dalam konteks makro maupun
mikro, adalah peningkatan taraf hidup, maka optimalisasi pencapaian tujuan itu
adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia secara optimal. Berdasarkan konsep
di atas, dukungan SDM yang berkualitas sangat menentukan keoptimalan
keberhasilan pencapaian tujuan itu.
Kualitas SDM
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, di antaranya kesehatan
dan kemampuan. Faktor kemampuan sebagai salah satu faktor penentu kualitas SDM
bisa dikembangkan di antaranya melalui pendidikan. Jadi, pendidikan merupakan
suatu upaya dalam proses pengembangan SDM (Maginson, Joy Mattews, dan Banfield,
1993).
B.
Rumusan Masalah
- Apakah Sumber daya manusia (SDM)
merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan?
- Apakah hakikat manajemen SDM
Pendidikan dalam dunia pendidikan saat ini ?
- Bagaimana kualitas SDM Pendidikan
saat ini terkait dengan manajemen pendidikan sekolah?
C.
Tujuan Masalah
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah selain memenuhi tugas dosen, dalam rangka
pengambilan nilai, juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada mata kuliah
manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Pengembangan SDM
Pengertian SDM ada dua
macam, yaitu:
- Derajat kualitas usaha yang
ditampilkan seseorang yang terlibat dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa, dan
- Manusia yang memiliki kemampuan kerja
untuk menghasilkan produksi, baik barang atau jasa (Simanjuntak, 1985).
Perbedaan antara kedua
pengertian di atas terletak pada derajat kualitas manusia itu sendiri. Pada
pengertian pertama, manusia dipandang sebagai SDM bila memiliki kualitas yang
sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan usaha. Dalam konteks makro, ciri yang
menandainya adalah kualitas untuk melaksanakan perubahan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat, sedangkan dalam konteks mikro adalah
kualitas untuk melakukan proses produksi, misalnya dalam suatu organisasi
bisnis atau industri. Jadi, manusia menjadi SDM apabila dia terlibat
dalam proses produksi dan kualitas kemampuan yang dimilikinya sesuai untuk
menghasilkan produksi itu. Pada pengertian kedua, aspek kualitas tidak
ditonjolkan. Karena pada dasarnya setiap individu manusia yang termasuk pada
kategori angkatan kerja itu terlibat atau dapat dilibatkan dalam proses
pembangunan atau proses produksi, maka dalam kondisi memiliki kemampuan apapun
dia termasuk kategori SDM, apabila dia terlibat dalam proses itu. Bila belum
terlibat, dia masih dikategorikan sebagai potensi. Oleh sebab ada persyaratan
keterlibatan, baik pada pengertian pertama maupun pada pengertian kedua, maka
pemanfaatan kemampuan dalam proses pembangunan nasional maupun dalam proses
produksi merupakan indikator utama proses pengembangan SDM. Artinya, upaya
apapun yang diarahkan untuk meningkatkan kompetensi, akan termasuk pada upaya
pengembangan SDM apabila dikaitkan dengan pemanfaatannya dalam pembangunan atau
dalam proses produksi.
Pengembangan SDM
merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu pendekatan bersifat
terintegrasi dan holistik dalam mengubah prilaku orang-orang yang terlibat
dalam suatu proses pekerjaan, dengan menggunakan serangkaian teknik dan
strategi belajar yang relevan (Megginson, Joy-Mattews, dan Banfield, 1993).
Konsep ini mengandung makna adanya berbagai unsur kegiatan selama terjadinya
proses mengubah prilaku, yaitu adanya unsur pendidikan, adanya unsur belajar,
dan perkembangan. Unsur pendidikan dimaksudkan untuk menentukan teknik dan
strategi yang relevan untuk mengubah prilaku. Unsur belajar dimaksudkan untuk
menggambarkan proses terjadinya interaksi antara individu dengan lingkungan,
termasuk dengan pendidik. Adapun unsur perkembangan dimaksudkan sebagai proses
gradual dalam perubahan dari suatu keadaan, misalnya dari keadaan tidak dimilikinya
kompetensi menjadi keadaan memiliki kompetensi, yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu.
B.
Pengembangan SDM Melalui Pendidikan
Pengembangan SDM yang
membawa misi sebagaimana disebutkan di atas difokuskan pada peningkatan
ketahanan dan kompetensi setiap individu yang terlibat atau akan terlibat dalam
proses pembangunan. Peningkatan ketahanan dan kompetensi ini di antaranya
dilaksanakan melalui pendidikan. Bila dikaitkan dengan pengembangan SDM dalam
rangka meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, pendidikan juga merupakan
upaya meningkatkan derajat kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable
terhadap berbagai perubahan dan tantangan yang dihadapi. Selain itu,
pendidikan yang diselenggarakan seharusnya juga memberi bekal-bekal kemampuan
dan keterampilan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan
agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan (Boediono, 1992). Program semacam
ini harus dilaksanakan dengan disesuaikan dengan keperluan dan usaha yang
mengarah kepada antisipasi berbagai perubahan yang terjadi, baik di masa kini
maupun yang akan datang (Han, 1994; Dertouzas, Lester, dan Solow, 1989).
Sebagaimana dijelaskan
di atas, pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses melakukan perubahan,
dalam rangka perbaikan, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Kesejahteraan terkait dengan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup rakyat, baik material maupun mental dan spiritual. Adapun kualitas
SDM terkait dengan derajat kemampuan, termasuk kreatifitas, dan moralitas
pelaku-pelaku pembangunan. Atas dasar ini, proses perubahan yang diupayakan
melalui pembangunan seharusnya menjangkau perbaikan semua sektor secara
menyeluruh dan berimbang, pada satu sisi, dan pada sisi lain merupakan upaya
meningkatkan kualitas SDM.
Perbaikan pemenuhan
kebutuhan dasar rakyat adalah fokus dari pembangunan sektor ekonomi, dengan
tujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan material, baik
kebutuhan primer, sekunder, tertier maupun kuarter. Pemenuhan kebutuhan
ini seharusnya seimbang dengan pemenuhan kebutuhan mental dan spiritual. Bebas
dari rasa takut, adanya rasa aman, dihargai harkat dan martabatnya, dilindungi
kebebasan dan hak-haknya, serta tersedianya kesempatan yang sama untuk
mewujudkan cita-cita dan potensi diri adalah bentuk-bentuk kebutuhan mental
yang seharusnya diperbaiki kondisinya melalui pembangunan. Adapun pemenuhan
kebutuhan spiritual terkait dengan kebebasan dan ketersediaan prasarana, sarana
dan kesempatan untuk mempelajari, mendalami dan menjalankan ajaran agama yang
dianut, sehingga komunikasi dengan Sang Pencipta dapat terpelihara.
Pada sisi peningkatan
kualitas SDM, pembangunan diarahkan untuk menjadikan rakyat negeri ini kreatif,
menguasai serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS), dan memiliki moralitas. Kreatifitas diperlukan untuk bisa bertahan
hidup dan tidak rentan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan kreatifitas,
seseorang menjadi dinamis dan bisa menemukan jalan keluar yang positif ketika
menghadapi kesulitan atau masalah.
Penguasaan dan
kemampuan mengembangkan IPTEKS sangat dibutuhkan untuk peningkatan taraf hidup,
dan agar bangsa ini bisa disandingkan dan ditandingkan dengan bangsa-bangsa
lain. Ini mengingat, globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak
bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya persaingan yang ketat, baik dalam
kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik. Untuk bisa memasuki pergaulan
dalam kehidupan global (persandingan dengan masyarakat global) maupun untuk
meraih keberhasilan dalam berbagai kesempatan yang tersedia (pertandingan dalam
kehidupan global) diperlukan pengusaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS.
Adapun moralitas sangat diperlukan agar dalam menjalani kehidupannya prilaku
bangsa ini dikendalikan oleh nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat
nasional dan universal. Karena nilai-nilai ini berkait dengan batas-batas
antara baik dan tidak baik, benar dan tidak benar, serta antara yang menjadi
haknya dan bukan haknya, maka tingginya moralitas dapat meningkatkan
keterpercayaan dan keandalan individu dan masyarakat, baik di mata bangsanya
sendiri maupun dalam pergaulan global. Jadi, kualitas SDM bukan hanya
ditentukan oleh kemampuan dan kreativitasnya saja tetapi juga oleh derajat
moralitasnya. Selain berkaitan dengan sistem masyarakat secara umum, kualitas
SDM mempunyai keterkaitan erat dengan kualitas pendidikan sekolah. Karena SDM
berkualitas adalah keluaran sistem pendidikan, proses pendidikan harusnya
menjadikan kreativitas, penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS, serta
moralitas sebagai acuan dasar. Unsur penguasaan dan kemampuan mengembangkan
IPTEKS bisa dicapai melalui proses pembelajaran sejumlah mata ajaran secara
berjenjang. Unsur kretivitas bisa dirajut dalam sebagian dari mata ajaran
tertentu, misalnya matematika, IPA dan IPS, namun dengan penerapan model
pembelajaran yang kondusif, seperti keterampilan proses (melalui penemuan).
Adapun unsur moralitas
dibangun melalui proses yang kompleks, yang mengutamakan pada pembentukan sikap
yang berkait dengan norma dan nilai-nilai. Unsur ini bisa juga dirajut melalui
isi berbagai mata ajaran, tidak mesti menjadi suatu mata ajaran tersendiri
dalam kurikulum. (Fogarty, 1991).
C.
Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Persoalan
ketenagakerjaan selalu mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan,
baik pemerintah, swasta maupun dari masyarakat. Kompleksitas permasalahan
ketenagakerjaan ini dapat dipandang sebagai suatu upaya masing-masing individu
untuk memperoleh dan mempertahankan hak-hak kehidupan yang melekat pada manusia
agar memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup.
Tujuan pembangunan
nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan
republik indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut
tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan adalah pemberdayaan sumber
daya manusia termasuk tenaga kerja, baik sebagai sasaran pembangunan maupun
sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan ketenagakerjaan
merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan pembangunan nasional. Di sisi
lain, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembangunan nasional tersebut, khususnya dibidang dibidang ketenagakerjaan,
sehingga diperlukan kebijakan dan upaya dalam mengatasinya.
Sehubungan hal
tersebut di atas pengembangan SDM di Indonesia dilakukan melalui tiga jalur
utama, yaitu pendidikan, pelatihan dan pengembangan karir di tempat kerja.
Jalur pendidikan
merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur pelatihan dan pengembangan karir
di tempat kerja merupakan jalur suplemen dan komplemen terhadap pendidikan.
Arah pembangunan SDM
di indonesia ditujukan pada pengembangan kualitas SDM secara komprehensif
meliputi aspek kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi,
serta profesionalisme dan kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai
religius sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan SDM di
Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan sosial (EQ)
dan kecerdasan spiritual (SQ).
Dalam rangka
pengembangan SDM di indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan
pertama adalah jumlah penduduk yang besar, yaitu sekitar 216 juta jiwa.
Tantangan kedua adalah luasnya wilayah indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau
dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Tantangan ketiga adalah mobilitas
penduduk yang arus besarnya justru lebih banyak ke pulau Jawa dan ke kota-kota
besar.
Berbagai tantangan
seperti itu, memerlukan konsep, strategi dan kebijakan yang tepat agar
pengembangan SDM di Indonesia dapat mencapai sasaran yang tepat secara efektif
dan efisien. Hal ini penting dilakukan karena peningkatan kualitas SDM
Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di dalam
maupun diluar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pemerataan penghasilan bagi masyarakat.
D.
Pengertian dan strategi Manajemen SDM Pendidikan
Pengertian Manajemen
SDM Pendidikan :
- Manajemen SDM Pendidikan adalah
proses memberdayakan personal, khususnya pendidik dan tenaga kependidikan
untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan formal secara efektif dan
efisien.
- Manajemen SDM Pendidikan adalah
proses perencanan, pengorganisasian dan pengendalian personal pendidikan
sebagai sumber daya manusia untuk mencapai tujuan lembaga pendidkan
formal.
- Manajemen SDM Pendidikan adalah
kegiatan memberdayakan personil di lingkungan organisasi bidang pendidikan
secara manusiawi, agar memberikan kontribusi secara optimal dan dengan
memperoleh kepuasan kerja.
- Manajemen SDM Pendidikan adalah
proses mendayagunakan sumber daya manusia bidang pendidikan secara
manusiawi dalam arti diperlakukan sebagai subyek dan dipenuhi hak asasinya
agar mampu memfokuskan kinerjanya pada tujuan lembaga pendidikan formal.
Manajemen SDM Pendidikan
seperti tersebut di atas, memerlukan Strategi Manajemen SDM yang harus
diimplementasikan secara efektif dan efisien agar mampu mencapai tujuan
pendidikan secara optimal.
1. FILSAFAT MSDM
PENDIDIKAN
SDM Pendidikan harus
dikelola dan diberdayakan berdasarkan nilai-nilai sbb :
- Nilai-nilai Demokratis yg menghargai
dan menghormati setiap personil pendidikan yang memiliki hak dan kewajiban
yang sama sebagai individu.
- Nilai-nilai Kemanusiaan yang
melindungi hak-hak asasi setiap personil pendidikan secara manusiawi yang
harus diperlakukan sebagai subyek.
2. KEBIJAKSANAAN MSDM
PENDIDIKAN
SDM Pendidikan harus
diperlakukan dengan kebijaksanaan sbb:
- Tidak Deskriminatif atau tanpa
membedakan personil pendidikan berdasarkan suku, ras, agama, golongan, warna
kulit dalam rekrutmen dan seleksi, penempatan, pelatihan, promosi,
kompensasi dll.
- Memberi peluang yang sama pada
personil pendidikan untuk bersaing dalam berprestasi dan mendapatkan
reward berdasarkan prestasi kerjanya.
3. PROGRAM MSDM
PENDIDIKAN
Program-program MSDM
Pendidikan dirancang dan dilaksanakan untuk :
- Membantu personil pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan kerja (kinerja) guna meningkatkan kontribusi
masing-masing dlm rangka mencapai tujuan pendidikan.
- Menjamin dan mengusahakan perlakuan
yang adil dan manusiawi pada personil pendidikan khususnya dalam bidang
kesejahteraan.
4. PROSES MSDM
PENDIDIKAN
Semua pimpinan
organisasi dan unit kerja pendidikan memiliki tanggung jawab melaksanakan
proses MSDM sbb:
- Melakukan kerjasama dan koordinasi antara
unit personalia dengan semua unit di lingkungan organisasi masing-masing
pada organisasi pengelola dan pelaksana pendidikan formal
- Menjalankan fungsi pembinaan,
pengembangan dan pengendalian SDM di unit kerja masing-masing meliputi :
- Menciptakan dan mengembangkan
hubungan kerja dan kerjasama (team work) antar personilnya.
- Menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi kerja/ berprestasi dalam rangka meningkatkan produktivitas unit
kerja/organisasi termasuk sekolah.
- Menggali dan menyalurkan kreativitas,
inisiatif.
- Menggali dan menyalurkan kreativitas,
inisiatif dan inovasi personil pendidikan untuk mengembangkan
organisasi/unit kerja pendidikan masing-masing.
- Menegakan, memelihara dan
mengembangkan disiplin kerja dan disiplin waktu yg positif dan dinamis, termasuk
melakukan manajemen konflik.
- Menyediakan informasi/data mengenai
personil unit ker ja masing-masing dalam rangka membangun SIM SDM
Pendidikan sebagai bagian SIM Organisasi.
5. KEGIATAN MSDM
PENDIDIKAN
MSDM harus melakukan
berbagai kegiatan, meskipun ada di antaranya yang tidak dilaksanakan secara
intensif. Totalitas Kegiatan MSDM Pendidikan mencakup : Analisis Pekerjaan,
Perencanaan SDM, Rekrutmen dan Seleksi SDM, Orientasi dan Pengangkatan,
Pelatihan, Pengembangan Karir, Konpensasi (Upah dan Insentif), dan Evaluasi
Kinerja.
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai suatu bentuk upaya dalam pengembangan SDM, pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan Pendidikan dan Perspektif nasional. Hal ini mengingat pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang menjadi faktor input dominan dalam pembangunan tersebut. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pembangunan nasional, pendidikan seharusnya mendapat prioritas, karena melalui upaya ini dapat dihimpun stok modal manusia dan stok modal sosial yang memadai secara kualitas untuk melaksanakan pembangunan. Tanpa tersedianya stok modal manusia dan stok modal sosial yang memadai, terutama secara kualitas, keberhasilan pembangunan patut dipertanyakan.
Daftar Pustaka
Boediono, (1994). Pendidikan dan Latihan Dalam Periode Tinggal Landas. Mimbar Pendidikan, No. 1 Tahun XIII.
Dertouzas, M.L., Lester, R.K., dan Solow, R.M., (1989). Made In America: Regaining the Productive Edge. Cambridge, MA: Harper Perennial.
Gilley, J.W., dan Eggland, S.E., (1989). Principles of Human Resource Development. Reading, MA: Addison-Wisley Publishing Company, Inc.
Jones, J dan Walter, L. Donald, (2008). Human Resource Management in Education. Manajemen Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan. Yogyakarta: Q-Media,
Megginson, D., Joy-Mattews, J., dan Banfield, P., (1993). Human Resource Development. London: Kogan-Page Limited.
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia: Transisi Menuju era Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Informatika, Balitbang Dikbud
Boediono, (1994). Pendidikan dan Latihan Dalam Periode Tinggal Landas. Mimbar Pendidikan, No. 1 Tahun XIII.
Dertouzas, M.L., Lester, R.K., dan Solow, R.M., (1989). Made In America: Regaining the Productive Edge. Cambridge, MA: Harper Perennial.
Gilley, J.W., dan Eggland, S.E., (1989). Principles of Human Resource Development. Reading, MA: Addison-Wisley Publishing Company, Inc.
Jones, J dan Walter, L. Donald, (2008). Human Resource Management in Education. Manajemen Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan. Yogyakarta: Q-Media,
Megginson, D., Joy-Mattews, J., dan Banfield, P., (1993). Human Resource Development. London: Kogan-Page Limited.
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia: Transisi Menuju era Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Informatika, Balitbang Dikbud
No comments:
Post a Comment