Pengaruh Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) Terhadap Manajemen Perubahan

OLEH
Hairil Sakthi HR E211
13 307
Suherman Ahmad E211
13 308
Susieka Prayamitha E211
13 316
Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
Universitas Hasanuddin
Makassar
2015
Pengaruh
Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) Terhadap Manajemen Perubahan
Dilihat dari istilah pendidikan dan
pelatihan maka istilah tersebut terdiri dari dua kata yaitu kata pendidikan dan
kata pelatihan. Kata pendidikan dan kata pelatihan dalam beberapa kekepustakaan
dijelaskan memiliki pengertian yang tidak sama atau dengan kata lain memiliki
pengertian sendiri-sendiri. Demikian pula terdapat kepustakaan yang lainnya
menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah merupakan satu istilah atau
dengan kata lain memiliki mengertian yang satu. Untuk dapat memahami
secara lebih jelasnya tentang perbedaan pengertian pendidikan dan pelatihan
tersebut maka dalam uraian selanjutnya akan dicoba dijelaskan secara lebih
lengkap dengan mengutip beberapa pendapat, seperti yang dikemukakan oleh
Atmodiwirio (2002) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pembelajaran yang
dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan
datang atau meningkatkan seseorang untuk dapat menerima tanggungjawab dan atau
tugas-tugas baru.
Ada juga
pendapat yang menyatakan pendidikan tersebut adalah kegiatan untuk memperbaiki
kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pengertian teoritis
baik pengetahuan umum maupun pengetahuan yang berkaitan dengan bisnis umumnya
dan yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya termasuk di dalamnya
keterampilan di dalam mengambil keputusan (Gorda. 2006). Demikian pula dalam
Undang-undang No. 20 tahun 2003 yang mengatur tentang Sistem Pendidikan
Nasional memberikan pengertian pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari
beberapa pengertian pendidikan tersebut terkesan bahwa konsep pendidikan tidak
hanya terbatas pengertiannya pada lingkup organisasi pekerjaan tetapi juga
termasuk organisasi pendidikan. Pendidikan dianggap lebih luas lingkupnya dari
pada pelatihan, karena pendidikan yang dimaksudkan mencakup pendidikan formal
seperti pendidikan di sekolah, akademi maupun di perguruan tinggi. Bertitik
tolak dari pengertian pendidikan sebagai lingkup organisasi pekerjaan juga
terkesan ada kemungkinan dua makna yang terkandung dalam konsep pendidikan,
yaitu (1) suatu pekerjaan tertentu harus diisi pada jangka waktu yang pasti,
dan (2) suatu pekerjaan tertentu yang harus diisi dalam jangka waktu yang tidak
pasti atau di masa yang akan datang. Pendidikan dianggap sebagai suatu alat
perentang respon karyawan ketimbang pengurangan. Pendidikan menunjukkan suatu
perluasan individu sehingga dia dapat dipersiapkan untuk menilai berbagai
stituasi dan memilih respon yang paling tepat.
Sebelum
melangkah lebih jauh untuk membahas tentang Pendidikan dan Latihan ( Diklat )
kita perlu mengetahui defenisinya terlebih dahulu, Noe,
Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related
knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa
pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran
tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh
para pegawai. Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaannya. Sedangkan Menurut
Robbins, Stephen P, (2001:282), Training
meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format.
Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal
yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang
terstruktur.
Menurut
Bernardin dan Russell (1998:172), Training
is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held
job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges,
skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a
learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in
response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai
usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang
dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya
berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang
khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam
pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman,
pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang
di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Untuk mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan untuk
meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan.
Diklat aparatur pemerintah ini meliputi dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Diklat aparatur pemerintah ini meliputi dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Tujuan
pendidikan dan pelatihan dalam beberapa buku kepustakaan dirumuskan dengan cara
yang berbeda-beda. Atmodiwirio (2002) menyatakan bahwa tujuan pendidikan dan
pelatihan pada umumnya adalah:
1.
Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan pegawai negeri
sipil kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan pemerintah Republik Indonesia,
2.
Menanamkan kesaamaan pola pikir yang dinamis dan
bernalar agar memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas umum
pemerintah dan pembangunan,
3.
Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi
kepada pelayanan, pengayoman, dan pengembangan partisipasi masyarakat,
4.
Meningkatkan pengetahuan, keahlian atau keterampilan
serta pembentukkan sedini mungkin kepri-badian pegawai negeri sipil, dan
5.
Kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
pemerin-tahan yang baik.
Kemudian
Simamora (2004) menjelaskan bahwa tujuan pelatihan pada intinya adalah: (1)
memperbaiki kinerja, karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan
karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama peserta pelatihan, (2)
memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, melalui
pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat mengaplikasikan teknologi
baru secara efektif, (3) mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar
kompeten dalam pekerjaan, (4) membantu memecahkan masalah operasional. Para
manajer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber
daya, kelangkaan sumber daya financial dan sumberdaya teknologi manusia, (5)
mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk menarik, menahan,
dan memotivasi karyawan adalah kosisten dengan kebijakan sumberdaya manusia
untuk promosi dari dalam, pelatihan unsur kunci dari dalam system pengembangan
karir, (6) mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, dan (7) memenuhi
kebutuhan partumbuhan pribadi (Simamora. 2004).
Kemudian
Dharma (2003) menjelaskan bahwa tujuan pelatihan adalah meningkatkan kemampuan
karyawan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Memperhatikan beberapa
pendapat yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan pelatihan tersebut bahwa
dapat dipahami bahwa sesungguhnya pendidikan dan pelatihan tersebut tidak hanya
berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia yang memegang jabatan sebagai
pegawai negeri sipil, tetapi juga termasuk semua karyawan di luar pegawai
negeri sipil, apakah karyawan di perusahan dan semua industri pada umumnya,
dengan kata lain semua sumberdaya manusia perlu mendapat pendidikan dan
pelatihan. Lebih dari itu apabila rumusan dari tujuan pendidikan dan pelatihan
tersebut terkesan berbeda-beda juga disebabkan oleh dipengaruhi dan ada
hubuhgannya dengan jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang dijadikan dasar
atau sebagai titik pandang mengkajinya, karena di dalam membahas pendidikan dan
pelatihan sebagai pengembangan sumberdaya manusia tersebut bisa dilihat dari
metode, strategi, ataupun jenis-jenisnya cukup banyak.
Manfaat Pendidikan dan Pelatihan; Simamora (1995:29) menyebutkan
manfaat-manfaat yang diperoleh dari diadakannya pendidikan dan pelatihan
(Diklat) yaitu: Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas,
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai
standar-standar kinerja yang ditentukan, Menciptakan sikap, loyalitas dan
kerjasama yang lebih menguntungkan, Memenuhi persyaratan perencanaan sumber
daya manusia, Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan
dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Siagian (1996) menyebutkan manfaat diadakannya program Diklat
menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat bagi perusahaan atau instansi meliputi : Peningkatan
produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak
terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya
kerjasama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda
dan bukan spesialistik, meningkatkan tekad mencapai sasaran yang telah
ditetapkankan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasai bergerak sebagai
satu kesatuan yang utuh; Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan
dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang
didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknik maupun intelektual, saling
menghargai, dan adanya kesepatan bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak
secara inovatif; Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat
dan tepat karena melibatkan seluruh pegawai yang bertanggungjawab
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintahkan
oleh para manajer; Meningkatkan kesempatan kerja seluruh tenaga kerja
dalam organisasi dalam komitmen organisasional yang lebih tinggi; Mendorong
sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif;
Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya memperlancar
proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalnya;
Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya
rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan anggota organisasi.
2. Manfaat bagi para pegawai seperti : Membantu pegawai membuat
keputusan lebih baik; Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi; Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi
faktor-faktor motivasi; Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya; Peningkatan kemampuan pegawai untuk
mengatasi stres, prustrasi dan konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa
percaya pada diri sendiri; Tersedianya informasi tentang berbagai program
yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan
masing-masing secara teknik maupun intelektual; Meningkatnya kepuasan
kerja; Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang; Semakin
besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri; Mengurangi ketakutan
menghadapi tugas baru dimasa depan.
Sasaran dari
pendidikan dan pelatihan adalah tersedianya pegawai negeri sipil yang memiliki
kualitas tertentu guna memenuhi salah satu persyaratan untuk diangkat dalam
jabatan tertentu (PP No.14 Tahun 1994), di sisi yang lain dalam PP No. 101
tahun 2000 mengatur bahwa yang dimaksud dengan sasaran dari pendidikan dan
pelatihan adalah terwujudnya pegawai negeri sipil yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.
Berbeda
dengan Atmodiwirio (2002) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tersebut
sangat diperlukan oleh suatu organisasi, karena memiliki berbagai manfaat
diantaranya adalah:
- Bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan organisasi, organisasi membutuhkan orang-orang yang mampu
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan pengertian jabatan.
Untuk dapat melaksanakan jabatan itu maka orang tersebut perlu memperoleh
pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana melaksanakn tugas tersebut.
Melalui pelatihan diharapkan kebutuhan dan kekeurangannya dapat dipenuhi,
sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan cepat dan tepat,
- Bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan pribadi, kebutuhan peribadi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari organisasi. Kebutuhan pribadi melengkapi kebutuhan
organisasi. Pengembangan pribadi yang diperoleh melalui pengembangan
jabatan akan memperkaya dirinya. Itulah yang disebut pengembangan
karir,
- Bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan invertasi sumberdaya manusia, diklat tak ubahnya sebagai
pendidikan formal membutuhkan pengadaan biaya yang tidak sedikit. Memilih
diklat sebagai suatu investasi sumberdaya manusia walaupun masih diragukan
hasilnya tetap banyak perusahaan yang menugaskan tenaga-tenaga intinya
untuk mengikuti diklat di dalam dan di luar negeri, dan
- Bermanfaat bagi setiap
penjabat/jenjang keangkatan. Hal ini dapat dilihat pada diklat PNS dimulai
dari diklat bagi esolan I, II, III, dan IV.
Secara umum dalam suatu organisasi
yang menjadi pilar adalah sumberdaya manusia, dan dalam organisasi publik yang
menjadi sumberdaya umumnya adalah pegawai dan staff untuk itu diperlukan
pendidikan dan pelatihan terhadap sumberdaya manusia tersebut. Dalam hal ini, Diklat merupakan proses lanjutan yang dilakukan oleh suatu
organisasi untuk mendidik dan melatih anggotanya baik anggota lama maupun
anggota baru. Dalam proses Diklat peserti deiberikan materi berkaitan dengan
cara pelayanan yang baik dan etika memberi pelayanan. Recruitmen baru
seharusnya melalui proses pedidikan dan latihan terlebih dahulu untuk kemudian
mendapatkan posisi pada suatu organisasi pemerintahan. Dapat dikatakan bahwa
diklat merupakan proses pemberian pelajaran dan seleksi kepada recruitmen baru
agar mengetahui cara dan konsep yang berlaku pada organisasi tersebut.
Perubahan merupakan
sesuatu hal yang pasti terjadi dan akan terjadi, dan hal ini sudah diketahui
oleh manusia sejak dulu, dengan demikian bahwa manusia perlu senantiasa berubah
sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dalam prilaku, perubahan dalam sistem nilai dan penilaian, perubahan
dalam metode dan cara-cara bekerja, serta perubahan dalam cara berpikir
dan bersikap. Dengan kata lain bahwa manusia perlu senantiasa menyesuaikan diri
dengan perubahan dan tuntutan perubahan. Tidak berbeda dengan manusia,
organisasi pun perlu menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Perubahan yang
terjadi dalam suatu organisasi disebabkan adanya perkembangan di lingkungan
sekitar. Dalam menghadapi perubahan perubahan yang pasti akan terjadi pada
organisasi publik, salah satu cara yang digunakan oleh pemimpin untuk
menghadapi perubahan adalah melalui pelatihan dan pendidikan ( Diklat )
diharapkan memiliki kempuan untuk memajukan dan mengembangkan organisasi
tersebut, dimulai dari pembentukan moral dan karakter dari pegawai serta
peningkatan kualitas pegawai tersebut sehingga tercipta kepuasaan masyarakat
terhadap pelayan publik yang diberikan.
Dalam manajemen sumberdaya manusia sektor publik, pendidikan
dan latihan ( Diklat ) memiliki peranan penting dalam memberikan pene\getahuan
dan memberikan pengalaman kepada pegawai baru yang akan kemudian ditempakan
berdasarkan keahlinya dalam artian the right man on the right place. Pegawai
pegawai yang baru direcruit harus melalui proses Pendidikan dan latihan
sehingga tercipta pegawai pegawai yang siap guna dan tanggap terhadap
perubahan. Kaitanya dengan manajemen perubahan adalah, ketika terjadi perubahan
pada internal dan eksternal organisasi pendidikan dan palatihan pegawai pegawai
baru bisa diberikan pendidikan mengenai simulasi simulasi perubahan dan cara
mengarahkan perubahan menjadi perubahan yang diinginkan. Hal ini dapat
berpengaruh besar terhadap keefektifan kerja organisasi sehingga kepuasan
masyarakat terhadap layanan yang diberikan pemeritah bisa meningkat.
No comments:
Post a Comment